Liburan ke Pulau Sempu
Saat liburan semester satu saya pergi liburan ke pulau Sempu, saya mengetahui lokasi tersebut dari internet. Maka kami pun berangkat ke
Setelah membereskan barang-barang di kamar hotel tak terasa perut kami terasa lapar karena hari semakin siang. Pada awalnya kami berencana mencari makanan tradisional
Keesokan harinya setelah sarapan, kami melanjutkan perjalanan menuju
Walaupun kami mendapat informasi yang cukup lengkap tentang pulau Sempu dari internet tapi berhubung belum pernah ke
Keesokan harinya setelah sarapan kami berangkat menuju Sendangbiru. Sendangbiru adalah sebuah desa kecil di tepi samudra
Setelah menepuh perjalanan ± 4 jam kami tiba di tepi pantai yang berair biru dan berpasir putih. Rupanya kami sudah sampai di Sendangbiru. Sendangbiru dalam bahasa Jawa berarti air yang jernih kebiruan. Ternyata sesuai dengan namanya karena air lautnya sangat jernih dan pasir di dasar laut berwarna putih sehingga air laut terlihat kebiruan. Untuk masuk ke pantai wisata harus membeli tiket seharga Rp 2.500 per orang dan Rp 10.000 untuk parkir kendaraan. Berhubung kami berniat menginap maka kami pun harus membayar ijin menginap sebesar Rp 25.000 per rombongan kepada petugas polisi hutan. Polisi itu sangat baik, ia membantu kami mencarikan pemandu dan perahu. Tarif untuk pemandu sebesar Rp 50.000 per hari, sedangkan tarif sewa perahu Rp 75.000 untuk pulang dan pergi.
Jarak dari pulau Sendangbiru ke pulau Sempu tidak jauh. Dari pantai tempat kami berdiri, pulau Sempu sudah terlihat jelas berwarna hijau dan rimbun dengan pohon-pohon yang besar dan lebat, karena itu termasuk daerah yang dilindungi. Tak lama kemudian perahu yang kami tunggu tiba dalam waktu hanya 15 menit kami pun tiba di Pulau Sempu.
Keadaan di
Karena dikeliling tebing yang tinggi, alam di Segoro Anakan menjadi lebih cepat gelap, matahari terhalang oleh tebing. Tak lama, hari pun menjadi gelap dan kami mulai menyiapkan api unggun dan makan malam. Setelah makan, alam di sekeliling kami pun betul-betul menjadi sangat gelap. Kami pun mengobrol sambil berbaring di pasir dan memandang langit yang berbintang. Kami mencari bintang jatuh tapi tidak satu pun yang terlihat, sampai akhirnya kami mengantuk dan pergi tidur. Dari dalam tenda kami sempat mendengar suara rusa dan burung-burung malam bernyanyi, saya berpikir hari telah larut, ternyata baru jam 8 malam.
Keesokan paginya kami terbangun oleh kicauan burung dan deburan ombak yang menghantam karang. Kami pun berenang dan menikmati Segoro Anakan, karena sebentar lagi kami harus segera berkemas dan meninggalkan Segoro Anakan.
Perjalanan pulang terasa lebih berat karena jalan yang kami lalui banyak mendaki dan tubuh kami terasa pegal karena perjalanan kemarin. Setelah menunggu perahu akhirnya kami berlayar menuju Sendangbiru. Setelah sehari semalam tinggal di tempat yang tidak berpenghuni, desa sekecil Sendangbiru pun terasa ramai dan menarik. Saya menjadi kangen akan keramaikan
Liburan kali ini terasa sangat istimewa dan berkesan karena tempat yang kami kunjungi sangat jarang didatangi orang. Liburan kali ini menjadi liburan yang sangat menyenangkan dan tidak terlupakan.